A. Musik
Alat musik yang terkenal adalah Tifa (sejenis gendang) dan Totobuang.
Masing-masing alat musik dari Tifa Totobuang memiliki fungsi yang bereda-beda
dan saling mendukung satu sama lain hingga melahirkan warna musik yang sangat
khas. Namun musik ini didominasi oleh alat musik Tifa. Terdiri dari Tifa yaitu,
Tifa Jekir, Tifa Dasar, Tifa Potong, Tifa Jekir Potong dan Tifa Bas, ditambah
sebuah Gong berukuran besar dan Toto Buang, yang merupakan serangkaian
gong-gong kecil yang di taruh pada sebuah meja, dengan beberapa lubang sebagai
penyanggah. Adapula alat musik tiup yaitu Kulit Bia (Kulit Kerang).
Dalam kebudayaan Maluku, terdapat pula alat musik petik yaitu Ukulele dan
Hawaiian seperti halnya terdapat dalam kebudayaan Hawaii di Amerika Serikat.
Hal ini dapat dilihat ketika musik-musik Maluku dari dulu hingga sekarang masih
memiliki ciri khas dimana terdapat penggunaan alat musik Hawaiian baik pada
lagu-lagu pop maupun dalam mengiringi tarian tradisional seperti Katreji.
Musik lainnya ialah Sawat. Sawat adalah perpaduan dari budaya Maluku dan budaya Timur Tengah. Pada beberapa abad silam, bangsa Arab datang untuk menyebarkan agama Islam di Maluku, kemudian terjadilah campuran budaya termasuk dalam hal musik. Terbukti pada beberapa alat musik Sawat, seperti rebana dan seruling, yang mencirikan alat musik gurun pasir.
Diluar daripada beragamnya alat musik, orang Maluku terkenal handal dalam
bernyanyi. Sejak dahulupun, mereka sudah sering bernyanyi dalam mengiringi
tari-tarian tradisional. Tak ayal bila sekarang, terdapat banyak penyanyi
terkenal yang lahir dari kepulauan ini. Sebut saja para legenda seperti Broery
Pesoelima dan Harvey Malaihollo. Belum lagi para penyanyi kaliber dunia lainnya
seperti Daniel Sahuleka, Ruth Sahanaya, Monica Akihary, Eric Papilaya, Danjil
Tuhumena, Romagna Sasabone, Harvey Malaihollo serta penyanyi-penyanyi muda
berbakat seperti Glen Fredly, Ello Tahitu dan Moluccas.
B. Tarian
Tari yang terkenal adalah tari Cakalele yang menggambarkan Tari perang. Tari
ini biasanya diperagakan oleh para pria dewasa sambil memegang Parang dan
Salawaku (Perisai).
Ada pula Tarian lain seperti Saureka-Reka yang menggunakan pelepah pohon sagu.
Tarian yang dilakukan oleh enam orang gadis ini sangat membutuhkan ketepatan
dan kecepatan sambil diiringi irama musik yang sangat menarik.
Tarian yang merupakan penggambaran pergaulan anak muda adalah Katreji. Tari Katreji dimainkan secara berpasangan antara wanita dan pria dengan gerakan bervariasi yang enerjik dan menarik. Tari ini hampir sama dengan tari-tarian Eropa pada umumnya karena Katreji juga merupakan suatu akulturasi dari budaya Eropa (Portugis dan Belanda) dengan budaya Maluku. Hal ini lebih nampak pada setiap aba-aba dalam perubahan pola lantai dan gerak yang masih menggunakan bahasa Portugis dan Belanda sebagai suatu proses biligualisme. Tarian ini diiringi alat musik biola, suling bambu, ukulele, karakas, guitar, tifa dan bas gitar, dengan pola rithm musik barat (Eropa) yang lebih menonjol. Tarian ini masih tetap hidup dan digemari oleh masyarakat Maluku sampai sekarang.
Selain Katreji, pengaruh Eropa yang terkenal adalah Polonaise yang biasanya
dilakukan orang Maluku pada saat kawinan oleh setiap anggota pesta tersebut
dengan berpasangan, membentuk formasi lingkaran serta melakukan gerakan-gerakan
ringan yang dapat diikuti setiap orang baik tua maupun muda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar